PDAM Wanua Wenang Manado Raih Predikat Kategori Sehat Dari BPKP RI, Terkait Produksi dan Distribusi Hingga Pengelolaan Layanan

Direktur Utama PDAM Wanua Wenang Kota Manado Meiky T Taliwuna SE MM

Menurutnhya, penilaian dirilis dan disampaikan kepada PDAM Wanua Wenang Manado pada awal bulan Agustus 2024 ini. Dan menyangkut PDAM seluruh Indonesia.

“Nah, untuk penilaian PDAM se Sulut barusan juga keluar hasil penilaiannya. Jadi dari sekian PDAM yang ada di Sulut kali ini sudah ada PDAM Bolmong, PDAM Bitung, dan PDAM Manado yang masuk kategori sehat,”  ungkap Taliwuna, di ruang kerjanya, Selasa,(13/8/2024).

Dikatakan Taliwuna, kalau tahun lalu yang masuk kategori sehat masih PDAM Manado. Kalau dua tahun lalu PDAM Manado kurang sehat, tapi tahun lalu sampai tahun ini PDAM Manado masih mempertahankan predikat kategori sehat.

“Predikat sehat tersebut meliputi semua aspek pengelolaan, mulai dari produksi, distribusi sampai ke operasional pelayanan kepada masyarakat. Jadi ada banyak komponen yang dinilai sehingga untuk memperoleh predikat kategori sehat itu bukan hal yang gampang, termasuk didalamnya PDAM harus Full Cost Recovery (FCR),” ujar Mantan Direktur Pemasaran Bank SulutGo ini.

Taliwuna juga mengatakan, bagi PDAM di Indonesia masih sekali mungkin sekitar 35 Persen PDAM yang posisinya kurang sehat. Jadi kurang lebih 390 PDAM di Indonesia dengan kategori sehat sekitar 65 Persen.

“Tentunya, kondisi sehat ini tetap kami pertahankan terus bahkan untuk tahun ini kami akan perbaiki lagi yang mana nilainya belum maksimal itu akan diperbaiki sehingga skorsnya bisa naik. Kalau dari 2 tahun lalu kita dari 2,83 Persen tahun ini 3,1 Persen dan tahun depan kita harap bisa naik, minimal 3,5 Persen bahkan bisa lebih karena yang kita sasar adalah PDAM yang sehat sekali,” tandasnya.

Taliwuna menjelaskan, salah satu kelemahan yang membuat PDAM Manado tidak begitu baik karena cakupan pelayanannya masih rendah hanya sekitar 19 Persen menurut penilaian BPKP.

“Artinya masih banyak tugas tugas yang harus kita laksanakan sehingga cakupan pelayanan ini naik. Kalau berbicara cakupan pelayanan tidak lepas daripada investasi yang harus dikeluarkan,” jelas Taliwuna.

Lanjutnya, Investasi air minum ini sangat besar sehingga membutuhkan dukungan dari stakeholder yaitu Kuasa Pemegang Modal (KPM) yaitu Pemkot Manado, bisa juga Pemprov Sulut, Kementerian PUPR atau kerjasama melalui pola B to Be atau Bisnis to Bisnis.

“Nah, yang juga bis kita lakukan adalah melakukan pembiayaan sendiri atau investasi sendiri dari laba yang kita hasilkan diinvestasikan kembali, untuk menaikan cakupan pelayanan dalam rencana bisnis kami mengusahakan untuk setiap tahun ada upaya penambahan sendiri sambungan gratis oleh PDAM Manado,” kunci Taliwuna yang juga  Mantan Direktur Kepatuhan Bank SulutGo ini.(ferry)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *