Koran Manado News –Sebagai bagian dari komitmen tanggung jawab sosial Perusahaan (CSR), PT. Angkasa Pura Indonesia dalam programnya Injourney Airport Sehat melaksanakan kegiatan Pelayanan Kesehatan Keliling (Pelkesling) dan penanganan anak Balita bermasalah gizi atau Stunting menjadi salah satu program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya oleh PT Angkasa Pura Indonesia khususnya di wilayah sekitar Bandara.

Dalam programnya Injourney Airport Sehat diberikan bantuan berupa pemberian makanan pemulihan gizi kepada anak Balita bermasalah gizi (Stunting dan cegah stunting) untuk Kota Manado.
Acara penyerahan bantuan selama 90 hari untuk 22 orang anak dengan nilai Rp. 40.000/hari/anak kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Manado dilaksanakan di Ruang Rapat Pierre Tendean Kantor Cabang PT. Angkasa Pura Indonesia Bandara Samrat Manado, Jumat (24/10/2025).
Penyerahan bantuan ditandai penandatangan MoU dan ceremonial untuk 22 anak penerima bantuan khusus gizi bermasalah atau stunting yang dilalukan oleh Kepala dinas Kependudukan dan KB Manado Steven Tumiwa, S.Pd., M.Pd, dan General Manager PT Angkasaa Pura Indonesia Bandara Internasional Sam Ratulangi (Samrat) Manado Radityo Ari Purwoko. Dihadiri Walikota Manado diwakili Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Manado Boby. C Kereh, SH, M.A dan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Manado Irene Golda Angouw-Pinontoan, Kepala Puskesmas Paniki Bawah, dr. Debra Rumengan, Camat Mapanget, Deysle Kalalo, SE MAP, serta Lurah.
Radityo Ari Purwoko mengatakan sebagaimana kita ketahui bersama permasalahan Stunting masih menjadi tantangan serius yang dihadapi.
“Dimana stunting bukan sekedar masalah pertumbuhan fisik, tetapi juga menyangkut masa depan generasi kita,” kata Radityo.
Lebih lanjut dikatakannya, PT Angkasa Pura Indonesia secara keseluruhan melalui Tanggung Jawab Sosial (TJSL) dan untuk berkomitmen dalam salah satu program, yakni ‘In Journey Airports Sehat’ maka kami ikut ambil bagian dalam upaya percepatan penurunan angka stunting yang tentunya sejalan dengan program nasional dan arahan Pemerintah.
Program ini, Radityo, bukan hanya kegiatan ceremonial, tapi ini adalah bentuk tanggung jawab dan kepedulian kami terhadap masyarakat sekitar khususnya diwilayah sekitar Bandara Sam Ratulangi Manado untuk kota Manado.
“Pemberian Makanan bergizi ini kami berikan untuk 22 anak balita bermasalah gizi atau stunting selama 90 hari berturut turut khusus untuk kota Manado sesuai data dari Kantor Dinas Pengendalian Penduduk & Keluarga Berencana Kota Manado,” ujarnya.
Radityo juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak dari Pemerintah Kota Manado, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Manado.
“Saya selaku General Manager PT Angkasa Pura indonesia Bandara Sam Ratulang Manado ingin menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak dari Pemerintah Kota Manado, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Manado dan para perangkat kelurahan kota Manado terlebih khusus kepada Walikota yang diwakili Plt Kadis Kesehatan, berkenan hadir pada hari ini untuk mendukung terlaksananya kegiatan yang disalurkan lewat program T154, ini kami berharap semogs bantuan ini dapat memberi manfaat yang nyata, dan menjadi Langkah berkelanjutan dari uneng jangka panjang dalam membang Masyarakat yang lebih sehat dan Sejahtera,” pungkas Radityo.
Walikota Manado Andrei Angouw, yang diwakili oleh Kepala Dinas Kesehatan Bobby Kereh menyampaikan bahwa program ini merupakan bukti nyata bahwa kolaborasi antara pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat dapat menghasilkan langkah-langkah konkret dalam meningkatkan kualitas hidup generasi penerus bangsa.
“Melalui program Injourney Airport sehat ini dapat menjadi aspirasi bagi perusahaan-perusahaan lain dalam pembangunan sosial dan kesehatan masyarakat, karena membangun kota yang sehat adalah tanggung jawab kita bersama,” harap Walikota.
Perlu diketahui tujuan dari pelaksanaan tersebut dalam adalah memberikan dukungan kepada keluarga lurang mampu yang memiliki risiko tinggi terhadap stunting, khususnya ibu hamil, ibu menyusui atau yang memiliki anak usia di bawah dua tahun (baduta), anak usia 0-23 bulan (baduta), dan balita usia 24-59 bulan.
Dengan pendekatan ini, GENTING mendorong masyarakat untuk membantu sejuta keluarga berisiko stunting di seluruh Indonesia. Dengan peserta 22 orang Anak Stunting dan beresiko Stunting bersama orang tua. (ferry)






