Andil BI Kendalikan Inflasi dan Perkuat Ketahanan Pangan di Sulut, Pasar Murah Berbasis Tempat Ibadah

Pasar Murah Bderbasis Tempat Ibadah di GMIM olam Bethesa Komaraka Kec Wenang Kota Mnado

Manado, koranmanadonews.com- Bank Indonesia (BI) punya andil yang sangat besar dalam mengendalikan inflasi dan memperkuat ketahanan pangan di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Andil BI terihat dalam penguatan sinergi dan kolaborasi antar Pemerintah Daerah dan instansi terkait dalam menjaga pengendalian inflasi di Provinsi Sulut. Di Kota Mnaado sebagai Ibu kota Provinsi Sulut, Pemerintah Kota Bersama stakeholder instansi terkait melaksnakan program pasar murah berbasis tempat ibadah.

Hal itu juga sesuai dengan tujuh langkah strategis pengendalian inflasi 2024 yang akan ditempuh Pemerintah dan Bank Indonesia yakni, Pertama, Melaksanakan kebijakan moneter dan fiskal yang konsisten dengan upaya mendukung pengendalian inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Kedua, Mengendalikan inflasi kelompok Volatile Food agar dapat terkendali di bawah 5%, dengan fokus pada komoditas beras, aneka cabai, dan aneka bawang. Ketiga, Menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi pangan untuk memitigasi risiko jangka pendek, termasuk mengantisipasi pergeseran musim panen dan peningkatan permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). KeempatMemperkuat ketahanan pangan melalui upaya peningkatan produktivitas dan hilirisasi pangan. Kelima,  Memperkuat ketersediaan data pasokan pangan untuk mendukung perumusan kebijakan pengendalian inflasi. Keenam, Memperkuat sinergi Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP-TPID) antara lain melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP); serta Ketujuh, Memperkuat komunikasi untuk menjaga ekspektasi inflasi.

Bacaan Lainnya

Dalam mewujudkan berbagai hal tersebut, BI melakukan berbagai kegiatan untuk memperkuatan ketahanan pangan dan pengendalian inflasi di seluruh provinsi Sulut dengan bersinergi dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah, dan istansi terkait diantaranya penanaman bibit rica, jagung, gerakan pangan murah

Assisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Tahlis Galang,mengatakan, Sinergi antara Pemerintah Provinsi, Pemerintah daerah Kabupaten/Kota, Bank Indonesia, Perum Bulog SulutGo, dan semua stakeholder yang terkait selama ini sangat baik dan mampu menjaga stabilitas harga semua komoditas di Sulawesi Utara sehingga inflasi di Provinsi Sulawesi Utara terkendali dengan baik.

“Salah satu bentuk sinergitas tersebut adalah dengan melaksanakan Gerakan Pangan Murah seperti yang dilakukan selama ini. Dalam 2 hari ini Pemprov Sulut bersama-sama dengan instansi terkait telah melaksanakan 2 kali Gerakan Pangan Murah, Kemarin Kamis, 29 Agustus dilaksanakan di Lapangan Tikala bekerjasama dengan Pemkot Manado, Bank Indonsia, Perum Bulog SulutGo dan pihak terkait lainnya, demikian juga hari ini Jumat, 30 Agustus pemprov bersama instansi terkait lainnya kembali melaksanakan GPM di halaman Belakang Kantor Gubernur Propinsi Sulawesi Utara,” ungkap Galang, Jumat,(30/08/2024).

Hal yang sama dikatakan, Assisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kota Manado Atto Bullo, bahwa berbagai kegiatan yang dilakukan Bank Indonesia bersinergi dan kolaborasi dengan pemerintah daerah dalam menjaga pengendalian inflasi di Provinsi Sulut termasuk di Kota Manado.

“Penanaman bibit rica bersama kdelompok tani di Kota Manado xsebagai bagian untuk menekan inflasi. Dimana, untuk menstabilkan harga rica saat itu,@ ujar Bullo.

Sementara itu, Kabag Ekonomi  Pemerintah Kota Manado David Kambey mengatakan, Pemerintah Kota Manado, BI dan instansi terkait secara sinergi berkolaborasi untuk  melakukan Strategi Pengamanan Produksi dan Peningkatan Efisiensi Rantai Pasok.

“TPID Kota Manado berperan untuk meningkatkan pelaksanaan program dan kegiatan untuk mengimplementasikan Strategi 4K yang disepakati yaitu, mengupayakan Keterjangkauan Harga,  menjaga Ketersediaan pasokan, menjamin Kelancaran distribusi, dan meningkatkan Komunikasi yang efektif,” ungkap Kambey.

Lanjutnya, Pemkot Manado juga mengadakan pasar murah.

“Pasar murah adalah bagian dari strategi 4K yaitu Keterjangkauan harga dan ketersediaan pasokan,” tandas Kambey.

 

Terpisah, Ketua Badan Kerja Sama Antar Umat Beragama (BKSAUA) Kota Manado Pdt Juddy Tunari MTh mengatakan, BKSAUA Kota Manado bekerja sama dengan Perumda Pasar Manado melaksanakan Program Pasar murah berbasis tempat ibadah.untuk membantu masyarakat dan jemaat dalam menekan inflasi.

Menurut Pdt Tunari, Hal itu juga bagian dari sinefrgi dan kolaborasi untuk membantu pemerintah dalam penanganan pengendalian inflaxsi daerah.

“Pasar murah berbasis tempat ibadah berfungsi menolong jemaat dan masyarakat sekitarnya termasuk warga muslim, gereja.  Bersyukur dapat membantu masyarakat dan jemaat untuk kebutuhan keluarga sehafri-hari,” ungkap Pdt Tunari.

Dia mencontohkan harga beras premium 2 merparti 5 kg harganya hanya Rp. 55 ribu dibandingkan di ritel dan lainnya yang jauh di atas harga tersebut.

“Dari kegiatan pasar murah berbasis tempat ibadah ini dapat membantu Jamah muslim maupun jemaat Kristen bahkan masyarakat sekitar,” ujar Pdt Tunari,

Dia  berharap bisa selalu diadakan oleh pemerintah dalam frangka pengendalian inflaxsi dan membantu warga. (ferry)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *